"Dunia berjalan ke belakang dan akhirat berjalan ke depan. Keduanya memiliki pengikut. Jadilah pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut dunia. Sebab, hari ini adalah amal dan bukan hisab, sedangkan besok adalah hisab dan tidak ada amal."

Selasa, 24 Mei 2011

4 golongan manusia dalam beribadah kepada Allah

4 golongan manusia dalam beribadah kepada Allah

Tugas manusia hidup di muka bumi ini ialah hanya untuk beribadah kepada Penciptanya yaitu Allah Subhanahu Wata'ala, semua amalan yang kita lakukan selama hidup ini harus berkaitan dengan nilai-nilai ibadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Dalam mencari rizki, belajar dan dalam bermuamalah apa saja, harus di niatkan beribadah kepadaNya, sehingga hidup kita mempunyai nilai barakah di hadapanNya.
Semua amalan ibadah yang kita lakukan harus berdasarkan keikhlasan untuk Allah Subhanahu Wata'ala semata dan harus sesuai dengan Syariat yang di tentukan-Nya.
Sehingga tidak semua amalan baik yang di niatkan ibadah oleh pelakunya akan bernilai ibadah di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala kecuali jika memenuhi syarat yang dapat di terima oleh Allah Azza Wajalla,,!
Al Imam Fudhoil bin iyadh ketika menafsirkan firman Allah:
"...supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalannya..."(al-Ayah)
Beliau mengatakan : "(amalan yang baik ialah) Amalan yang paling ikhlas dan yang paling benar".
Ketika di tanya: Wahai Aba ali, apakah yang dimaksud dengan amalan yang paling ikhlas dan paling benar,,?
Beliau menjawab : "sesungguhnya suatu amalan jika ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak akan di terima, begitu pula jika suatu amalan itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima, sehingga amalan itu harus benar dan ikhlas..!
Suatu amalan dapat di dikatakan ikhlas jika di lakukan benar-benar murni untuk Allah, dan suatu amalan dapat dikatakan benar jika dilakukan sesuai dengan contoh-contoh dari Rasullulloh Shallallahu Alaihi Wasalam.
Banyak diantara kita yang melakukan amalan tidak memperhatikan dua hal ini, yaitu kemurnian amalan tersebut hanya untuk Allah dan mengikuti sunnah-sunnah RasulNya. Suatu amalan yang tidak murni hanya untuk Allah, maka akan menjadikan kesyirikan bagi pelakunya, sedangkan suatu amalan yang tidak mengikuti sunnah atau contoh dari Rasullulloh maka akan menjadi amalan bid'ah sehingga akan tertolak.!

Al Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah membagi 4 kelompok manusia dalam menjalankan ibadah kepada Allah yaitu:

Orang yang menjalankan ibadah Ikhlas untuk Allah dan mengikuti Sunnah.

Semua perbuatannya, ucapannya, cintanya dan shadakahnya adalah hanya untuk Allah semata. Semua amalan ibadahnya sesuai dengan apa yang di perintahkan Allah dan sesuai dengan apa yang dicintai dan di ridhoinya. Mereka tidak akan melakukan suatu amalan jika tidak ada contoh atau syariatnya, walaupun mereka memandang menurut pandangan akal mereka adalah sebagai suatu perbuatan kebaikan, tetapi karena tidak ada dalil dan contohnya, mereka tetap tinggalkan, sehingga mereka terjaga dari semua amalan kesyirikan dan kebid'ahan.


2. Golongan yang tidak ikhlas untuk Allah dan tidak mengikuti Sunnah.
Golongan ini didalam menjalankan ibadah dengan tidak ikhlas untuk Allah dan tidak sesuai dengan syariat. Golongan ini banyak di lakukan oleh orang-orang yang suka melakukan keriyaan, ingin di puji orang lain atau mereka sering memuji dirinya sendiri di hadapan orang lain. Mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak di syariatkan, terjatuh kepada kesesatan dan kebid'ahan. Kebaikan suatu nilai ibadah adalah apa yang mereka pandang baik menurut dirinya bukan berdasarkan dalil atau keterangan dari Allah dan Rasulnya Shallallahu Alaihi Wasalam. Sehingga tidak jarang mereka sering melakukan hal-hal yang baru di dalam islam atau di dalam beribadah kepada Allah. Mereka telah membuat syariat baru di dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Mereka adalah orang-orang yang jelek dan mendapatkan kemurkaan Allah 'Azza Wajalla, amalan mereka tidak akan di terima oleh Allah walaupun di pandang baik oleh mereka!!

3. Golongan yang ikhlas tetapi tidak mengikuti Sunnah-sunnah.
Golongan ini banyak di lakukan oleh orang-orang yang bodoh tetapi mereka suka beribadah. Mereka hanya mensibukkan dirinya dengan berbagai jenis ibadah kepada Allah, seperti berdzikir, shalat, membaca al Quran dan lain sebagainya, mereka tidak pernah memepermasalahkan apakah amalan yang mereka lakukan ada dalilnya atau tidak, di anjurkan atau tidak, yang penting mereka ikhlas dalam beribadah kepada Allah. Mereka tidak suka untuk mencari kebenaran dan keluasan ilmu islam. Jenis golongan yang semacam ini, biasanya mereka hanya mempermasalahkan amalan-amalan ibadah yang berkaitan dengan penampilan atau masalah-masalah hati, seperti kezuhudan, wara', qona'ah, kefakiran, meninggalkan ghibah dan lain sebagainya! Golongan yang semacam ini akan membentuk suatu generasi yang selalu senang beribadah kepada Allah tetapi mereka tidak mengerti tentang dalil dan syariat dari amalan tersebut.
Mereka akan beramal di dalam agama ini menurut keikhlasan hati mereka bukan menurut contoh serta Sunnah Rasullullah, sehingga mereka sering menciptakan syariat-syariat atau ajaran-ajaran yang baru untuk menjalankan agama dan ibadahnya,! Amalan merekapun akan tertolak, sebagaimana sabda Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasalam:
"barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka amalan tersebut tertolak"!, (HR.Muttafaqun 'Alaih).

4. Golongan yang mengikuti Sunnah tapi tidak ikhlas.
Golongan yang ke empat ini, mereka sering sekali menampilkan amalan-amalan yang di sunnahkan, baik dalam hal berpakaian, bermuamalah, tata cara makan, shalat, wudhu dan lainnya, tetapi mereka melakukannya ingin supaya mendapat pujian dari manusia. Atau mereka melakukan amalan yang sesuai dengan syariat tetapi mereka ingin mendapatkan suatu sebutan dari amalannya, seperti: mereka melakukan ibadah haji yang sesuai syariat dan sunnah, tetapi mereka ingin di sebut "bapak haji" atau menghafal dan membaca al Quran agar di sebut sebagai seorang "Qori", atau berjihad agar di sebut sebagai seorang "pahlawan atau pemberani" mereka berkhutbah dengan penuh keberanian agar di sebut sebagai "Da'i pembarani", dan yang lainnya.
Padahal di dalam alQuran Allah Ta'ala berfirman:
"dan tidaklah mereka di perintahkan melainkan agar mereka beribadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama yang lurus..."(Qs.98:5)
Wahai saudaraku sekalian ketahuilah, tidak semua amalan ibadah atau kebaikan yang kita lakukan akan di terima oleh Allah, sehingga harus memenuhi dua persyaratan di atas, yaitu ikhlas untuk Allah Ta'ala dan sesuai dengan contoh atau Sunnah Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasalam.
Berepa banyak para Da'i atau aktivis dakwah yang mereka melakukan amalan-amalan ibadah memperhatikan akan dua hal ini. Terkadang mereka hanya memiliki semangat semata dan keikhlasan, tetapi tidak mempunyai ilmunya.
Ada dua kemungkinan yang bisa kita simpulkan dari mereka, yaitu:
Pertama: bisa jadi mereka pada dasarnya adalah memang bodoh tidak mengerti syariat agama ini, sehingga mereka beramal hanya menurut hawa nafsu mereka sendiri.
Kedua: atau mereka memang sengaja tidak mau kembali kepada syariat yang sebenarnya, sehingga mereka senang untuk melakukan hal-hal kebid'ahan dalam agama ini.
Semoga Allah mengeluarkan kita dari kebodohan dalam beribadah dan menjauhi kita semua dari amalan-amalan kebid'ahan.
Wallahu A'lamShare