"Dunia berjalan ke belakang dan akhirat berjalan ke depan. Keduanya memiliki pengikut. Jadilah pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut dunia. Sebab, hari ini adalah amal dan bukan hisab, sedangkan besok adalah hisab dan tidak ada amal."

Kamis, 19 Mei 2011

Mengapa hati keras membatu

Hati adalah sumber penalaran, tempat pertimbangan, tumbuhnya cinta dan benci, keimanan dan kekufuran, taubat dan keras kepala, ketenangan dan kegoncangan.
Hati juga sumber kebahagiaan, jika kita mampu membersihkannya, namun sebaliknya merupakan sumber bencana jika menodainya. Aktivitas badan sangat tergantung lurus bengkoknya hati. Abu hurairah berkata: "hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika raja itu bagus, maka akan bagus pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya.

Tanda tanda kerasnya hati
Hati yang keras memiliki tanda yang bisa di kenali, di antara yang terpenting sebagai berikut:
1. Malas melakukan ketaatan dan amal kebaikan
Terutama malas menjalankan ibadah, bahkan mungkin meremehkannya, melakukan shalat asal-asalan tanpa ada kekhususan dan kesungguhan, merasa berat dan enggan, merasa berat pula menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Allah telah menyifati kaum munafiqin. Firmannya:
"Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak pula menafkahkan harta mereka, melainkan dengan rasa enggan". (At-Taubah: 54)

2. Tidak tersentuh oleh ayat al Qur'an dan petuah
Ketika di sampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, maka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mau khusyuk atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Qur'an serta mendengarkannya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Sedangkan "Allah telah memperingatkan:
Maka beri peringatanlah dengan al-Qur'an orang yang takut kepada ancamanku". (Qs.qaaf: 45)

3. Tidak tersentuh dengan ayat kauniyah
Tidak tergerak dengan adanya peristiwa peristiwa yang dapat memberikan pelajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan semisalnya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang di usung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apanya, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat
"Dan tidakkah mereka (orang orang munafik) memperhatikan bahwa mereka di uji sekali, atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak jua bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran". (At-Taubah :126)

4. Berlebihan mencintai dunia dan melupakan akhirat
Himmah dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu di timbang dari sisi dunia dan materi. Cinta , benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja. Ujungnya, jadilah dia seorang yang dengki, egois dan individualis, bakhil dan tamak terhadap dunia.

5. Kurang mengagungkan Allah
Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman melemah, tidak marah ketika larangan Allah di terjang, serta tidak mengingkari kemungkaran. Tidak mengenal yang ma'ruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.

6. Kegersangan hati
Kesempitan dada, mengalami kegoncangan, tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama sekali. Hatinya gersang terus menerus dan selalu gundah terhadap segala sesuatu.

7. Kemaksiatan berantai
Termasuk fenomena kerasnya hati adalah lahirnya kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah di lakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah lingkaran setan yang sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan diri.

Sebab-sebab kerasnya hati
Di antara faktor kerasnya hati, yang penting untuk kita ketahui yakni:

1. Ketergantungan hati kepada dunia serta melupakan akhirat
Kalau hati sudah keterlaluan mencintai dunia melebihi akhirat, maka hati tergantung terhadapnya, sehingga lambat laun keimanan menjadi lemah dan akhirnya merasa berat untuk menjalankan ibadah. Kesenangannya hanya kepada urusan dunia belaka, akhirat terabaikan dan bahkan terlupakan. Hatinya lalai meningat maut, maka jadilah dia orang yang panjang angan-angan.
Seorang salaf berkata, tidak ada seorang hamba, kecuali dia mempunyai dua mata di wajahnya untuk memandang seluruh urusan dunia, dan mempunyai dua mata di hati untuk melihat seluruh perkara akhirat. Jika Allah menghendaki kebaikan seorang hamba, maka Dia membuka kedua mata hatinya dan jika dia menghendaki selain itu (keburukan), maka dia biarkan si hamba sedemikian rupa (tidak mampu melihat dengan mata hati), lalu dia membaca ayat
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al quran ataukah hati mereka terkunci" (Qs.Muhammad : 24)

2. Lalai
Lalai merupakan penyakit yang berbahaya apabila telah menjalar di dalam hati dan bersarang di dalam jiwa. Karena akan berakibat anggota badan saling mendukung untuk menutup pintu hidayah, sehingga hati akhirnya menjadi terkunci. Allah berfirman:
"Mereka itulah orang orang yang hati, pendengaran dan penglihatanya telah di kunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang orang yang lalai". (Qs.an-Nahl:108)
Allah memberi tahukan, bahwa orang yang lalai adalah mereka yang memiliki hati keras membatu, tidak mau lembut dan lunak, tidak mempan dengan berbagai nasehat. Dia bagai batu atau bahkan lebih keras lagi, karena mereka punya mata, namun tak mampu melihat kebenaran dan hakekat setiap perkara.
Tidak mampu membedakan antara yang bermanfaat dan membahayakan. Mereka juga memiliki telinga, namun hanya di gunakan untuk mendengarkan berbagai bentuk kebatilan, kedustaan, dan kesia-siaan. Tidak pernah di gunakan untuk mendengarkan al-haq dari Kitabullah dan Sunnah Rasul (periksa Qs. Al-A'raf:179)

3. Kawan yang buruk
Ini juga merupakan salah satu sebab terbesar yang mempengaruhi kerasnya hati seseorang. Orang yang hidupnya di tengah gelombang kemaksiatan dan kemungkaran, bergaul dengan manusia yang banyak berkubang dalam dosa, banyak bergurau, dan tertawa tanpa batas, banyak mendengar musik dan menghabiskan hari-harinya untuk film, maka sangat memungkinkan akan terpengaruh oleh kondisi tersebut.
4. terbiasa dengan kemaksiatan dan kemungkaran
Dosa merupakan penghalang seseorang untuk sampai kepada Allah. Ia merupakan pembegal perjalanan menuju kepada-Nya serta membalikan arah perjalanan yang lurus.
Kemaksiatan meskipun kecil, terkadang memicu terjadinya kemaksiatan lain yang lebih besar dari yang pertama, sehingga semakin hari semakin bertumpuk tanpa terasa. Di anggapnya hal itu biasa-biasa saja, padaha satu persatu kemaksiatan tersebut masuk kedalam hati, sehingga menjadi sebuah ketergantungan yang amat berat untuk di lepaskan. Maka melemahlah kebesaran dan keagungan Allah di dalam hati, dan melemah pula jalan hati menuju Allah dan kampung akhirat, sehingga menjadi terhalang dan bahkan terhenti tak mampu lagi bergerak menuju Allah.

5. Melupakan maut, sakarat, kubur dan kedahsyatannya.
Termasuk seluruh perkara akhirat baik berupa nikmat, azdab, timbangan amal, mahsyar, shirath, surga dan neraka, semua telah hilang dari ingatan dan hatinya.

6. Melakukan perusak hati
Yang merusak hati sebagaimana dikatakan imam ibnul Qayyim ada lima perkara: yaitu banyak bergaul dengan sembarang orang, panjang angan-angan, bergantung kepada selain Allah, berlebihan makan dan berlebihan tidur.

Solusi
Hati yang lembut dan lunak merupakan nikmat Allah yang sangat besar, karena ia mampu menerima dan menyerap segala yang datang dari Allah. Allah mengancam orang yang berhati keras melalui firmannya:
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata". (az-Zumar :22)
Di antara hal-hal yang dapat membantu menghilangkan kerasnya hati dan menjadikannya lunak, lembut dan terbuka untuk menerima kebenaran dari Allah yakni:

1. Makrifat (mengenal) Allah
Siapa yang kenal Allah, maka hatinya akan lunak dan lembut, dan siapa yang jahil terhadapnya,maka akan keras hatinya. Semakin bodoh seseorang terhadap Allah, maka akan semakin berani melanggar batasan-Nya. Dan semakin seseorang berfikir tentang Allah, maka semakin sadar akan kebesaran Allah, keluasan nikmat serta kekuasaannya.

2. Mengingat maut
Pertanyaan kubur, kegelapannya, sempit dan sepinya, juga penderitaan menjelang sakaratul maut termasuk kedalam mengingat maut. Memperhatikan pula orang-orang yang telah mendekati kematian dan menghadiri jenazah. Hal itu dapat membangunkan ketertiduran hati kita, dan mengingatkan dari keterlenaan. Sa'id bin Jubair berkata, "seandainya mengingat mati lepas dari hatiku, maka aku takut kalau akan merusak hatiku.

3. Berziarah kubur dan memikirkan penghuninya
Bagaimana mereka yang telah di timbun tanah, bagaimana mereka dulu makan, minum dan berpakaian dan kini telah hancur didalam kubur, mereka tinggalkan segala yang dimiliki, harta, kekuasaan maupun keluarga, lalu ingat dan berfikir, bahwa sebentar lagi dia juga akan mengalami hal yang sama.

4. Memperhatikan ayat ayat al quran
Memikirkan ancaman dan janjinya, perintah dan larangannya. Karena dengan memikirkan kandungannya, maka hati akan tunduk, iman akan bergerak mendorong untuk berjalan menuju Rabbnya, hati menjadi lunak dan takut kepada Allah.

5. Mengingat akhirat dan kiamat
Huru-hara dan kedahsyatannya, surga dengan kenikmatannya, neraka dengan penderitaannya yang di sediakan bagi para pelaku dosa dan kemaksiatan.

6. Memperbanyak dzikir dan istighfar
Dzikir dapat melunakkan hati yang keras. Karena itu selayaknya seorang hamba mengobati hatinya dengan berdzikir kepada Allah, sebab ketika kelalaian bertambah, maka kekerasan hati akan memuncak pula.

7. Mendatangi orang shalih dan bergaul dengan mereka
Orang shalih akan memberikan semangat ketika kita lemah, mengingatkan ketika lupa, memberikan jalan ketika kita bingung dan pertemuan dengan mereka akan membantu kita dalam melakukan ketaatan kepada Allah.Share