Merupakan keadilan Allah bahwa Allah tidaklah mengukur kemuliaan seorang manusia kecuali dari ketakwaanNya kepada Allah. Allah tidak menjadikan ukuran kemuliaan di sisiNya berada pada jenis kelamin,suku bangsa, warna kulit atau yang lainnya.
Demikian pula surga & neraka yang Allah siapkan, tidaklah khusus bagi jenis kelamin tertentu, atau suku bangsa tertentu. Namun Allah menjadikan surga bagi siapa saja yang beriman dan bertakwa kepadaNya, dan menjadikan neraka sebagai tempat tinggal bagi siapa saja yang kufur dan durhaka tanpa memandang jenis kelamin, ras, warna kulit, dll.
Hanya saja, telah shahih berita dari Rasulullah ﷺ yang mengabarkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah kaum wanita, sebagaimana dalam sabda beliau:
حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ ح و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ كُلُّهُمْ عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ ح و حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ فُضَيْلُ بْنُ حُسَيْنٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينُ وَإِذَا أَصْحَابُ الْجَدِّ مَحْبُوسُونَ إِلَّا أَصْحَابَ النَّارِ فَقَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ وَقُمْتُ عَلَى بَابِ النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ
Hadis riwayat Usamah bin Zaid رضي الله عنه, ia berkata:Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: “Aku berdiri di depan pintu surga, tiba-tiba aku melihat mayoritas yang memasukinya adalah orang-orang miskin dan aku juga melihat para penguasa (di dunia) dalam keadaan tertahan, kecuali penghuni neraka yang telah diperintahkan kepada mereka untuk memasuki neraka. Dan aku juga berdiri di depan pintu neraka, ternyata mayoritas yang memasukinya adalah dari kaum wanita”. (HR.Muslim)
Berita ini adalah wahyu yang Allah sampaikan kepada RasulNya, sehingga tidak ada hak bagi seorang pun yang beriman untuk meragukan kebenarannya. Dan kebenaran atau kenyataan yang terkandung dalam hadits ini bukanlah suatu bentuk kezhaliman yang Allah berikan kepada hambaNya terutama kaum wanita. Allah sama sekali tidak pernah berbuat kedzaliman, bahkan Allah telah mengharamkan perbuatan zhalim kepada diriNya dan juga mengharamkan pada hamba—hambaNya.
SEBAB-SEBAB MEREKA MASUK NERAKA
Disebutkan dalam hadits, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحِ بْنِ الْمُهَاجِرِ الْمِصْرِيُّ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ الْهَادِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنْكُنَّ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ قَالَ أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَتَمْكُثُ اللَّيَالِي مَا تُصَلِّي وَتُفْطِرُ فِي رَمَضَانَ فَهَذَا نُقْصَانُ الدِّينِ
و حَدَّثَنِيهِ أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ بَكْرِ بْنِ مُضَرَ عَنْ ابْنِ الْهَادِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ و حَدَّثَنِي الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَقَ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ مَعْنَى حَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Hadits riwayat Abdullah bin Umar رضي الله عنه: ia berkata:Dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم beliau bersabda: Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istigfar (memohon ampun). Karena aku melihat kalian lebih banyak menjadi penghuni neraka. Seorang wanita yang cerdik di antara mereka bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa kaum wanita yang lebih banyak menjadi penghuni neraka? Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab: Kalian banyak mengutuk dan mengingkari kebaikan suami. Aku tidak melihat kurangnya akal dan agama yang lebih menguasai manusia dari kalian. Wanita itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah kekurangan akal dan agama itu? Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab: Yang dimaksud dengan kurang pada akal adalah karena dua orang saksi wanita sama dengan seorang saksi laki-laki. Ini adalah kekurangan akal. Wanita menghabisi waktu malamnya tanpa mengerjakan salat dan tidak puasa di bulan Ramadan (karena haid), ini adalah kekurangan pada agama. (HR.Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Dan aku diperlihatkan neraka, maka aku belum pernah melihat pemandangan yang lebih mengerikan dibanding hari ini. Aku melihat mayoritas penduduknya adalah kaum wanita.”
Pada sahabat bertanya, dengan sebab apa wahai Rasulullah? Rasulullah bersabda,”Dengan sebab pengingkaran mereka.” Ada yang bertanya, “Pengingkaran terhadap Allah?” Beliau menjawab,” Pengingkaran terhadap suami, pengingkaran terhadap sikap baik. Jika engkau berbuat baik kepada salah satu mereka (istrimu) selama 1 tahun penuh, kemudian jika dia melihat sesuatu keburukan padamu, dia akan berkata, aku tidak pernah melihat kebaikan darimu sedikitpun.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dari keterangan hadits di atas, kita mendapatkan beberapa hal yang menyebabkan banyak kaum wanita masuk neraka:
1. Mengingkari kebaikan suami
Dari hadits tersebut diketahui bahwa mengingkari kebaikan suami ternyata termasuk dosa besar. Karena adanya ancaman neraka merupakan salah satu tanda bahwa suatu maksiat termasuk dosa besar.
2. Banyak mengutuk (Melaknat)
Para ulama telah sepakat tentang keharaman melaknat. Karena laknat bermakna menjauhkan seseorang dari rahmat Allah. Maka orang yang keadaannya/ akhir hidupnya tidak diketahui dengan jelas dan pasti,tidak boleh dijauhkan dari rahmat Allah, kecuali orang yang jelas kita ketahui dengan nash syar’i bahwa dia mati di atas kekafiran, seperti Abu Jahal dan Iblis. Adapun melaknat dengan menyebutkan sifat-sifat yang buruk tanpa menyebut person tertentu, maka tidak diharamkan. Seperti melaknat orang yang menyambung rambut, membuat tato, makan riba, yang menggambar makhluk bernyawa dan semisalnya tanpa menyebutkan nama / person tertentu. Dalam hadits tersebut juga ada isyarat bahwa melaknat orang tertentu adalah maksiat yang sangat buruk namun tidak termasuk dosa besar, karena Nabi menyebutkannya dengan sabdanya “banyka melaknat” sedangkan dosa kecil jika banyak dilakukan akan menjadi dosa besar.
3. Banyak mengeluh/mengadu
Banyak mengeluh merupakan salah satu sebab masuknya kaum wanita ke dalam neraka. Dan biasanya sikap banyak mengeluh ini disebabkan karena lemahnya keimanan seseorang terhadap takdir Allah.
Demikian penjelasan di atas, semoga bermanfaat bagi kita semua.. Wallahu A’lam
Bekasi,13-2-12
Diketik ulang: Salim Ibnu Abdul Choliq
Sumber: Sakinah vol.10 no. 9