"Dunia berjalan ke belakang dan akhirat berjalan ke depan. Keduanya memiliki pengikut. Jadilah pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut dunia. Sebab, hari ini adalah amal dan bukan hisab, sedangkan besok adalah hisab dan tidak ada amal."

Jumat, 19 Agustus 2011

tidur waktu puasa

Pertanyaan: Benarkah tidur orang yang puasa bernilai ibadah?

Jawaban: Hadis tentang “tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” merupakan hadits yang tidak benar. Hadits ini diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Abdullah bin Abi Aufa radhiallahu ‘anhu. Hadits ini juga disebutkan Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, 1/242. Teks hadisnya, ﻡﻮﻧ ﻢﺋﺎﺼﻟﺍ ﺓﺩﺎﺒﻋ ، ﻪﺘﻤﺻﻭ ﺢﻴﺒﺴﺗ ، ﻩﺅﺎﻋﺩﻭ ﺏﺎﺠﺘﺴﻣ ،
ﻒﻋﺎﻀﻣ ﻪﻠﻤﻋﻭ “Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, do'anya dikabulkan, dan amalnya dilipatgandakan.” Dalam sanad hadis ini terdapat perawi yang bernama Ma’ruf bin Hassan dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i. Setelah membawakan hadis di atas, Al-Baihaqi memberikan komentar, “Ma’ruf bin Hassan itu dhaif, sementara Sulaiman bin Amr lebih dhaif dari dia.” Dalam Takhrij Ihya’ Ulumuddin, 1/310, Imam Al-Iraqi mengatakan, “Sulaiman An-Nakha’i termasuk salah satu pendusta.” Hadis ini juga dinilai dhaif oleh Imam Al-Munawi dalam kitabnya, Faidhul Qadir Syarh Jami’us Shaghir. Sementara, Al- Albani mengelompokkannya dalam kumpulan hadis dhaif (Silsilah Adh- Dhaifah), no. 4696. Oleh karena itu, wajib bagi seluruh kaum muslimin, terutama para khatib, untuk memastikan kesahihan hadis, sebelum menisbahkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita tidak boleh mengklaim suatu hadits sebagai sabda beliau, sementara beliau tidak pernah menyabdakannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memperingatkan, َّﻥِﺇ َّﻲَﻠَﻋ ﺎًﺑِﺬَﻛ َﺲْﻴَﻟ ﻰَﻠَﻋ ٍﺏِﺬَﻜَﻛ ٍﺪَﺣَﺃ ، َﺏَﺬَﻛ ْﻦَﻣ َّﻲَﻠَﻋ ﺍًﺪِّﻤَﻌَﺘُﻣ ْﺃَّﻮَﺒَﺘَﻴْﻠَﻓ ُﻩَﺪَﻌْﻘَﻣ ْﻦِﻣ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ “Sesungguhnya, berdusta atas namaku tidak sebagaimana berdusta atas nama kalian. Siapa saja yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya dia siapkan tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim) Allahu a’lam.

Tanya-jawab ini disadur dari Fatwa Islam ( http://www .islam- qa.com/ar /ref/106528 ) oleh Syekh Muhammad bin Shaleh Al- Munajid.Share